UNJ dan Kedutaan Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu Gelar Australia Update 2025 untuk Perkuat Kerja Sama Bilateral Berbagai Bidang

Jakarta, Humas UNJ — Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu menyelenggarakan kegiatan Australia Update 2025 bertema “Deepening Indonesia–Australia Cooperation Through Education Sector”, pada Selasa, 14 Oktober 2025, di Aula Latif Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika UNJ.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga 17.00 WIB ini menjadi forum strategis untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Australia, khususnya di bidang pendidikan, penelitian, dan kerja sama akademik.

Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, H.E. Siswo Pramono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Australia Update merupakan program unggulan KBRI Canberra yang telah berjalan lebih dari satu dekade. “Program ini bertujuan memperkuat dan memperluas kerja sama bilateral, serta menjadi platform strategis untuk mengidentifikasi area kolaborasi baru yang relevan dengan tantangan global,” ujarnya.

Sejak pertama kali diselenggarakan, Australia Update telah membahas berbagai sektor strategis, seperti pariwisata (2022), pertanian (2023), dan industri kritis (2024). Tahun ini, fokus diarahkan pada sektor pendidikan, meliputi pertukaran pelajar dan dosen, pengembangan kurikulum bersama, serta peningkatan keterampilan tenaga profesional. Isu penurunan minat pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia juga menjadi perhatian utama.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, H.E. Dr. Roderick Brazier, menekankan pentingnya program pertukaran pendidikan dalam membangun pemahaman lintas budaya. “Australia memiliki enam universitas yang secara konsisten masuk dalam daftar 100 universitas terbaik dunia. Hingga 2025, lebih dari 24.000 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di Australia, sementara lebih dari 13.500 mahasiswa Australia telah mengikuti program New Colombo Plan di Indonesia,” jelasnya.

Kerja sama riset antara kedua negara juga menunjukkan perkembangan signifikan, dengan lebih dari 8.500 publikasi ilmiah bersama. Program Australia Awards Scholarship turut berkontribusi besar dalam mendukung pendidikan tinggi di Indonesia.

Rektor UNJ, Prof.  Komarudin, menyampaikan kebanggaannya atas penyelenggaraan kegiatan ini. “UNJ bangga menjadi tempat penyelenggaraan Australia Update 2025 yang dihadiri lebih dari 200 peserta dari kalangan akademisi, praktisi, pembuat kebijakan, dan mitra industri. Ini menunjukkan komitmen UNJ dalam memperkuat kolaborasi internasional dan diplomasi pendidikan,” ujarnya.

Prof. Komarudin juga menekankan pentingnya inovasi dalam pendidikan agar tetap relevan di tengah perubahan global, termasuk pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas dosen, dan pemanfaatan teknologi digital. Ia menyoroti peran Bahasa Indonesia sebagai jembatan budaya dan diplomasi antarbangsa, serta pentingnya revitalisasi studi Bahasa Indonesia di Australia.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Prof. Togar M. Simatupang, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, mewakili Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya sinergi Indonesia–Australia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. “Indonesia memiliki visi Indonesia Emas 2045 untuk menjadi negara maju dan berdaya saing tinggi. Untuk mencapainya, kita harus mengatasi tantangan struktural seperti produktivitas tenaga kerja dan investasi yang belum efisien,” jelasnya.

Prof. Togar juga menyoroti kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja, serta pentingnya penguasaan sains dan teknologi. Ia mengapresiasi komitmen Australia dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, termasuk pendirian kampus oleh Monash University, Western Sydney University, dan Deakin University.

Platform kolaborasi KONEKSI (Knowledge Partnership Platform Australia–Indonesia) juga disebut sebagai wadah penting untuk menghasilkan inovasi dan solusi atas tantangan pembangunan. “Kami mengundang seluruh universitas dari kedua negara untuk memperkuat kolaborasi strategis. Pendidikan adalah fondasi kemajuan bangsa,” pungkasnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan empat sesi diskusi utama:

Sesi pertama membahas Education Cooperation Programs yang meliputi kerja sama pendidikan seperti double degreejoint research, beasiswa dan kolaborasi internasional di perguruan tinggi. Beberapa pembicara di antaranya Beny Bandanadjaja (Director, Directorate of Learning and Students’ Affairs), Agam Bayu Suryanti (Head of Cooperation and Scholarship Development, Indonesia Endowment Fund), Ria Arief (Unit Manager Knowledge to Policy Unit, Australian Embassy, Jakarta) ,Deni Kurniawan (Head of Sub Directorate, Directorate of Institutional Affairs), Kassia Hare (Counselor of Education and Research, Australian Embassy, Jakarta), Prof. Matthew Nicholson (President, Monash University, Indonesia), Prof. Greg Barton (President, Deakin-Lancaster University, Indonesia),  Augviera Bong (Chief Operations Officer, Western Sydney University, Indonesia)

Sesi kedua bertajuk Education, trade and investment, menghadirkan Hanim Jufri (Chief PCIM Australia), Iwan Fuad Salim (Director-Business Development, PT Buma Internasional Grup Tbk.)

Sesi ketiga bertajuk Education and Skilled Professions (dalam bidang Teknik dan Kesehatan) , menghadirkan Suresh Shet (Head of Technical & Planning Division, PT Golden Energy Mines, Tbk.), Clarice Campbell (Lead Adviser for Skills, IA-CEPA Katalis).

Sesi keempat dan menjadi sesi terakhir mengangkat tema Multi-faceted approach to improve the interest of Bahasa Indonesia teaching in Australia dengan menghadirkan 2 pembicara yakni, Hafidz Muksin, M.Si. (Head, Language Development and Fostering Agency) dan Prof.  Dr. Liliana Muliastuti (Professor BIPA – Indonesian for Foreign Speakers Education, Universitas Negeri Jakarta)

Acara ditutup dengan  closing remarks dari Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Ifan Iskandar, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terselenggaranya forum akademik yang mempertemukan berbagai pihak dari Indonesia dan Australia untuk memperkuat kolaborasi di bidang pendidikan, penelitian, dan kebudayaan.

“Acara ini tidak hanya mempertemukan para akademisi, tetapi juga membangun jembatan antara institusi, pemerintah, industri, dan masyarakat,” ujar Prof. Ifan dalam closing remarks-nya. Ia menilai, diskusi yang berlangsung sepanjang hari telah menghadirkan pertukaran gagasan yang kaya dan inspiratif, mencerminkan semangat kolaboratif antara kedua negara.

Prof. Ifan juga mengapresiasi kontribusi para duta besar, pembicara, moderator, dan peserta yang telah aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman. “Partisipasi aktif Bapak-Ibu sekalian menjadi bukti nyata bahwa kerja sama Indonesia–Australia di bidang pendidikan memiliki masa depan yang cerah,” imbuhnya.

Ia menyoroti bahwa setiap sesi diskusi telah membuka wawasan baru tentang berbagai bentuk kerja sama mulai dari double degree dan riset bersama, hingga pengembangan tenaga profesional di bidang teknik, kesehatan, dan pendidikan bahasa. “Kita melihat dengan jelas bahwa kolaborasi pendidikan tidak berhenti pada program akademik, melainkan menciptakan jejaring kepercayaan, inovasi, dan pertukaran pengetahuan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Pada sesi penutup, Prof. Ifan juga menekankan pentingnya Bahasa Indonesia sebagai jembatan budaya dan diplomasi antarbangsa. Ia mengapresiasi upaya bersama dalam memperkuat pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia sebagai bentuk nyata dari hubungan people-to-people antara kedua negara.

Menutup sambutannya, Prof. Ifan menyampaikan tiga pesan utama dari forum Australia Update 2025:

  1. Kemitraan adalah fondasi. Kolaborasi antarlembaga, pemerintah, industri, dan komunitas menjadi dasar keberhasilan kerja sama pendidikan.
  2. Inovasi adalah jalan ke depan. Kreativitas, riset, dan teknologi menjadi kunci untuk menjawab tantangan global bersama.
  3. Pemahaman budaya adalah jembatan. Bahasa dan pertukaran budaya menjadi penguat kolaborasi lintas generasi.

“Dengan semangat kemitraan, saya yakin percakapan dan jejaring yang terbangun hari ini akan tumbuh menjadi kolaborasi nyata lebih banyak program bersama, riset lintas negara, dan pertukaran profesional yang memperkaya kedua bangsa,” tutup Prof. Ifan.

Ia menambahkan bahwa UNJ berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari upaya penguatan diplomasi pendidikan antara Indonesia dan Australia. “Semoga Australia Update 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan mempererat hubungan bilateral kedua negara melalui pendidikan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *